Rabu, 10 Oktober 2012

7.1. Steps in the Loading

7.1 Steps in the Loading
Biasanya, loading process dianggap punya prosedur dengan enam langkah kerja. Langkah 1 sampai 4 adalah keputusan manajerial yang biasanya tidak berubah dalam minggu ke minggu atau dalam bulan ke bulan. Sedangkan dua langkah terakhir, diperlukan sebagai masukan periodik untuk scheduling.
Langkah 1 : Langkah pertama dalam pemuatan mesin adalah untuk memilih load center. Sekelompok mesin bisa dibebani oleh departemennya hanya jika semua mesinnya serupa dan mampu tukar (interchangeable). Ketika mesin-mesin dalam departemen memiliki kapasitas yang berbeda, maka solusi pendekatannya adalah untuk membagi mesin-mesin itu ke dalam kelompok mesin serupa.Sebagai contoh, semua 24 inci mesin boring bisa dimasukkan dalam satu group, jika pekerjaan-nya mampu tukar antara mesin-mesin tersebut. Tren-nya adalah memasukkan mesin ke group bisa diisi sebanyak yang memungkinkan karena hal tersebut akan mengurangi kompleksitas/kerumitan masalah loading serta bisa untuk menstabilkan beban.

Langkah 2 : Langkah kedua adalah untuk mengembangkan faktor efisiensi terhadap load centers / work stations. Sebuah work stations dengan dua orang secara teoritis berkapasitas 80 jam produksi per minggu, namun output aktualnya mungkin kurang dari 80 jam produksi per minggu, kegiatan non produktif, atau non value lainnya hanya menambahkan kesibukan. Jika mereka bekerja pada insentif, mereka bisa menghasilkan lebih dari 80 jam produksi standar.
Langkah 3 : Langkah ketiga adalah untuk menentukan kapasitas kotor oleh center (maksudnya load centers / work stations). Kapasitas ini tergantung baik manusia atau mesin artinya : 
  • pusat / centers adalah mesin tergantung jika semua mesin memiliki setidaknya satu operator yang ditempatkan. 
  • pusat / centers adalah manusia tergantung jika ada jumlah pekerja lebih dari dari mesin dan mesin menganggur / idle sementara semua pekerja yang sibuk. 
Dengan jumlah orang atau mesin sebagai masukan, kapasitas kotor adalah jumlah jam kotor yang mana satu sumber daya bisa dipakai pada tiap planning period-nya. Sedangkan Kapasitas pusat dihitung dengan kapasitas kotor kali faktor efisiensi.

Langkah 4 : Langkah keempat adalah memilih metode loading, baik untuk pembebanan kapasitas terbatas (Finite capacity loading) atau kapasitas tak terbatas (Infinite capacity loading). Infinite capacity loading artinya memperlihatkan pekerjaan untuk work center di suatu time period, terlepas dari kapasitas work center itu. Finite capacity loading artinya menempatkan tidak ada pekerjaan lebih ke work center daripada yang bisa diharap untuk dilaksanakan.
Langkah 5 : Langkah kelima adalah untuk memuatkan order yang dijadwalkan ke load centers sementara pada saat yang sama, memperhitungkan kapasitas dan pembatas lainnya.
Langkah 6 : Langkah keenam adalah teknik unloading. Unloading adalah proses penghapusan pekerjaan yang terjadwal di work center karena sudah selesai sebagian atau seluruhnya. Cara manual mungkin hanya perlu cara pintas, misalnya dengan alasan pekerjaan akan selesai saat potongan lot pertama masuk laporan. Cara shortcut  ini menghemat postingan dari banyak lot parsial dan penghitungan ulang saldo beban, tetapi load dinilai dengan jumlah jam tersisa pada pekerjaan yang di-unloading. Shortcut lain mengurangi  hanya ketika lot terakhir selesai, dengan memberikan load lebih secara konstan dengan jam yang tidak dihapus. Jumlah jam yang akan di-unload harus sama dengan jumlah jam di-load untuk setiap pekerjaan.
Sebuah work station, berdasarkan work order aktual yang dirilis, adalah teknik jangka pendek untuk menyoroti beban underload atau overloads pada work station dan menunjukkan kebutuhan lembur, transfer sementara, subkon atau penyesuaian jangka pendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar